Respon.id-Boyolali, Kendatipun tingginya harga Kedelai Selangit sudah berjalan dua bulan ini, salah satu produsen Tahu Wening, Warga Dusun.Kojo Wetan RT.15/RW.3, Desa.Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah saat dikonfirmasi Wartawan Respon.id pada Rabu, 23/4/2025 membenarkan harga kedelai saat ini makin tinggi. Dulu sebelum lebaran harga kedelai masih dikisaran Rp.8.000/kg, sedangkan dihari ini harga kedelai import itu sudah tembus Rp.99.000/kg, ungkapnya yang dibenarkan Suwanti, salah satu produsen Tahu Dukuh. Purwogondo, Kelurahan Kartasura, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.
Menurut pemantauan Wartawan Respon.id dilapangan, tingginya harga kedelai import asal Amerika tersebut disebabkan dari beberapa kendala yakni salah satunya, akibat arogansi kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menaikkan tarif pajaknya sesuka hatinya. Tak hanya itu saja, tingginya harga kedelai import lantaran tidak hadirnya Negara dalam pengawasan maupun pendampingan sirkulasi Kedelai di pasar. Bahkan rendahnya produktifitas para petani lokal yang minim, juga jadi pemicu tingginya harga Kedelai.
Sementara itu, Ketua Umum LSM GANNAS (Gerakan Nasionalis Sejati) Heru Prasetyono, S.H turut menanggapi tingginya harga Kedelai saat ini, lebih disebabkan rendahnya pasokan Kedelai di pasaran, ujarnya prihatin. Memang seharusnya melambungnya harga kedelai, mestinya Negara hadir dan melakukan operasi pasar guna menstabilkan harga kedelai ini. Bahkan tingginya harga kedelai itu, membuat produsen mensiasati ukuran campuran bahan pokoknya, tidak merubah ukuran tahu yang dipasarkan. Untuk mengikuti perkembang harga kedelai saat ini, sebaiknya kita ikuti sejauh mana perhatian Pemerintah dalam upaya melindungi para produsen Tahu dan Tempe di RepublikĀ ini.(her/R.01).