Rabu,12/04/2023
|Ragam
0 suka

🙏 Malam Selikuran

Keraton Kasunanan Surakarta Gelar Kirab 1000 Tumpeng

Prosesi doa bersama di Masjid Agung, dengan 1.000 tumpeng
Prosesi doa bersama di Masjid Agung, dengan 1.000 tumpeng

Respon.id Solo, Dalam bulan Suci Ramadhan 1444 H ini, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, gelar kegiatan tahunan “Malam Selikuran/Lailatul Qadar” pada Selasa,11/4/2023. Kegiatan tahunan yang kental dengan nuansa tradisi tersebut, selain sebagai bentuk rasa syukur pada Allah SWT dimalam Lailatul Qadar dan juga untuk mguri-nguri Kabudayan yang adiluhung ini. Dalam acara tahunan itu seperti kegiatan tradisi lainnya, masyarakat turut serta berpartisipasi dengan mengikuti prosesi kirab.

Selain itu pihak Keraton juga menggelar Kirab 1.000 tumpeng dengan berjalan kaki yang berangkat dari dalam Istana Keraton menuju Masjid Agung yang berlokasi disisi barat alun-alun Utara pk.20.00 dan 1.000 Dian warna-warni yang diberangkatkan juga dari dalam Istana Keraton menuju Taman Sriwedari pk.20.30.

Detik-detik saat pemberangkatan kirab 1.000 dian warna-warni
Detik-detik saat pemberangkatan kirab 1.000 dian warna-warni

Maksud dari kegiatan tahunan ini,sebagai simbul “Gemah Ripah Loh Jinawi, Ayem Tentrem Kartaraharja” rakyat Surakarta dari sisi timur masjid Agung dan sisi barat di Taman Sriwedari. Malam Lailatul Qadar yang berkaitan dengan rasa syukur kepada Allah SWT beserta alam semesta dengan Seribu Bulan itu, dan ditandai dengan doa bersama di Masjid Agung dengan 1.000 tumpeng yang dibagikan para jamaah maupun rakyat yang mengikuti acara prosesi malam Selikuran.

Kegiatan tahunan yang dipimpin GKR.Moertiyah Wandansari yang akrab dipanggil Gusti Mung dan Gusti Edi Wirabumi itu berjalan lancar dan sukses. Memang kegiatan malam selikuran ini,adalah sebagai bentuk rasa syukur juga sebagai bentuk tradisi tahunan serta melestarikan budaya tinggalan Pakubuwono X (tahun 1893-tahun 1939). Selain itu, acara malam selikuran yang dijadikan sebagai makna yang sangat luas yaitu selain sebagai ungkapan rasa syukur dan melestarikan budaya itupun berjalan kidmat dan gempita yang diikuti para kerabat Keraton dan para Abdi Dalem. Maksud dikirabnya 1.000 tumpeng dan 1.000 dian warna-warni itu, adalah sebagai bentuk madhangi/ menyinari, menerangi laku hidup rakyat di jagad Nuswantoro/NKRI ini. Yang sebelumnya,1.000 tumpeng dan 1.000 dian dikirab mengelilingi Istana Keraton Surakarta Hadiningrat.

Menurut salah satu Kerabat Keraton saat diminta tanggapan kepada tim Wartawan Respon mengatakan, sangat gembira dengan acara tahunan yang diselenggarakan setiap malam selikuran di bulan suci Ramadhan 1444 H ini. Tradisi seperti ini sangat perlu terus dilestarikan keberadaannya, tuturnya semangat. Sedangkan kegiatan tradisi tahun ini,selain itu maksud melestarikan tradisi juga untuk pemerataan dan membangkitkan perekonomian rakyat Solo yang sempat terpuruk selama 2 tahun,lantaran pandemi Covid 19 yang menerpa Nuswantoro ini.(tim)..