Respon.id-Sukoharjo, Belakangan di lahan hijau Produktif di Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah, setiap hari alih fungsi pemanmanfaatan untuk proyek pengembang/ perumahan baik subsidi maupun yang tidak. Jelas itu bukan solusi, bahkan pemanfaatan alih fungsi lahan hijau Produktif tersebut, kian masif yang terjadi di Kabupaten Sukoharjo. Sepertinya para pengembang sudah tak peduli lagi dengan populasi penduduk di kota Makmur tersebut yang sangat membutuhkan pangan. Dan hal itu bertentangan dengan regulasi dan program Pemerintah dengan “Ketahanan Pangan maupun Swasembada Pangan”.
Tentu saja hal itu berdampak pada tingginya harga beras, yang sudah berbulan-bulan dirasakan masyarakat. Selain Import beras kian tinggi eskalasinya, membuat harga gabah tak kunjung naik. Menurut Ketua LSM JEMPPOL Wahyu Soni kepada Wartawan Respon Sabtu 11/5/24 mengungkapkan, saat Pemerintah sedang getol-getolnya dengan program Ketahanan Pangan dan Swasembada Pangan, justru disisi lain banyak lahan hijau Produktif baralih fungsi menjadi proyek perumahan, ungkapnya. Lebih lanjut menurut Wahyu Soni,mestinya lahan yang akan dimanfaatkan perumahan itu memanfaatkan lahan kering yang tidak produktif. Bukan memanfaatkan lahan hijau produktif, katanya prihatin.
Bahkan Kodim 0276 Sukoharjo 3 tahun lalu, pernah bangun lahan demplot pertanian untuk tanam jagung pada Rabu,10/3/2021 silam di Dukuh Tirtosari RT.001/RW.006, Desa Rejosari, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo seluas 5.000 M persegi. Waktu itu Bupati Hj.Etik Suryani, SE, MM didampingi Dandim 0276 Sukoharjo Letkol Inf Agus Adhy Darmawan dan Kapolres Sukoharjo AKBP Bambang Yugo Pamungkas, menanam jagung dilahan demplot pertanian tersebut.Tentu saja upaya Kodim 0276 Sukoharjo itu, untuk mendukung program ketahanan pangan maupun swasembada pangan di Kabupaten Sukoharjo. Semoga program dukungan Kodim 0276 Sukoharjo untuk program ketahanan pangan ini, dijadikan cermin para pemangku kepentingan maupun Pengembang.(son/R.01)
